TYPE 730 CIWS
Tidak banyak negara yang mengembangkan CIWS karena sistem ini menggabungkan beberapa komponen seperti radar pengendali tembakan (fire control radar), electro optical/optronic yang menjejak sasaran secara visual, komputer yang menghitung perkiraan perkenaan amunisi dan mengarahkan sistem ini untuk mengeliminir ancaman serta senjata baik itu kanon maupun rudal. Diperlukan pengetahuan lebih maju dalam proses integrasi komponen-komponen tersebut supaya bisa bersinergi.
Negeri Tiongkok merilis Type 730 sebagai CIWS untuk kapal-kapal perang terbarunya seperti Type 052C Luyang II class, Type 052D Luyang III class, destroyer type 051C, fregat Type 054A dan fregat kelas F-22P Zulfiquar milik angkatan laut Pakistan.
Bila dibandingkan dengan Goalkeeper buatan Belanda, sistem ini memiliki kesamaan yang lumayan seperti penggunaan senjata 7 laras kaliber 30 mm dengan sistem putar atau rotary cannon. Keduanya pun mengandalkan banyaknya tembakan yang dapat dilepaskan ke sasaran dalam waktu singkat dengan menimbulkan efek rusak yang besar pada sasaran dan juga menciptakan tirai peluru pada lintasan ancaman yang datang ke arah kapal.
Keduanya juga menggunakan optronic untuk menjejak sasaran secara visual dan mempunyai tracking radar yang menggunakan radome bentuk cone.
Perbedaanya Goalkeeper mengandalkan senjata GAU-8 seperti yang terpasang pada A-10 Warthog sementara Type 730 menggunakan H/PJ12.
Goalkeeper juga menggunakan search radar yang terpisah dari search radar kapal sehingga memungkinan CIWS ini secara mandiri mampu merespon ancaman dengan waktu cepat. Konsep yang juga diaplikasikan oleh Phalanx.
Goalkeeper mengandalkan kecepatan penembakan pelurunya mencapai 4200 per menit sedangkan Type 730 mencapai 5800 tembakan per menit
Type 730 biasanya menggunakan radar Type 347G Rice Bowl atau dengan kode ekspor EFR-1 dan electro optical OFC-3 untuk menjejak sasaran atau ancaman yang datang ke arah kapal. Sedangkan untuk search radar, kemungkinan terintegrasi dengan Type 364 search radar yang juga bertugas mencari sasaran di udara dan kemampuan mencari target untuk SSM atau rudal kapal ke kapal. Radar ini diklaim mampu bekerja cepat dan mampu memproses data dalam waktu singkat dengan tingkat data rate yang tinggi sehingga memungkinkan untuk mampu menghadapi ancaman rudal anti kapal berkecepatan Mach 3.
Konfigurasi penempatan sistem hingga saat ini dibagi dalam dua macam yaitu radar penjejak dan optronic di dalam satu platform yang sama dengan senjata seperti yang diaplikasikan ke kapal-kapal perang negeri Tiongkok.
Dengan konfigurasi terintegrasi ini dan dihubungkan dengan combat management system pada kapal memungkinkan setiap CIWS ini mampu mengeliminir ancaman yang lebih banyak dengan respon time yang singkat karena sifatnya yang satu penjejak satu senjata ini.
Sedangkan konfigurasi lainnya adalah menggunakan dua senjata H/PJ12 dengan satu tracking radar dan satu optronic. Sistem ini juga terintegrasi pada combat management
Dengan konfigurasi ini menimbulkan pertanyaan apakah efektif satu tracking radar ini menghadapi ancaman dari dua arah yang berbeda karena siklus tugas tracking radar dan optronic adalah menjejak sasaran secara menerus dan menghitung perkenaan tembakan dan mengatur kembali arah tembakan. Sehingga kecuali ancaman dianggap sudah hilang oleh komputer yang memproses inputan dari tracking radar dan optronic, tracking radar tidak bisa melepaskan sorotan radarnya dari sasaran.
TNI AL memasang sistem persenjataan baru pada Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Sultan Thaha Syaifuddin (STS-376) yang merupakan korvet Parchim yang dibeli dari Jerman Timur bersama dengan LST dari kelas Frosch. Pada foto ini terlihat senjata H/PJ12 tanpa tracking radar maupun optronic yang terpasang pada badan senjata. Di latar belakang di atas anjungan, terdapat sensor optronic yang bisa diduga sebagai alat untuk fire control system, menggantikan fire control system untuk mengendalikan tembakan AK-725 yang digunakan pada versi orisinil korvet Parchim. Dari foto yang telah beredar, belum terlihat adanya search radar dan tracking radar yang biasanya digunakan oleh CIWS. Sedangkan untuk pengganti AK-230 di bagian buritan belum ada informasinya.
Jadi kemungkinan kecil persenjataan baru ini digunakan sebagai CIWS di korvet Parchim yang telah dimodernisasi ini.
Source:
http://www.globalmil.com/Military/Navy/China/Shipboard_Systems/Fire_Control/2010/0313/169.html
http://www.kaskus.co.id/thread/54e2149aa4cb17d74b8b4572/new-type-730-ciws-installed-kri-sultan-thaha-syaifuddin-376/
http://en.wikipedia.org/wiki/Type_730_CIWS
http://en.wikipedia.org/wiki/Type_364_Radar
http://defence.pk/
http://defense-studies.blogspot.com/2014/07/kri-sultan-thaha-376-dipasangi-meriam.html
Negeri Tiongkok merilis Type 730 sebagai CIWS untuk kapal-kapal perang terbarunya seperti Type 052C Luyang II class, Type 052D Luyang III class, destroyer type 051C, fregat Type 054A dan fregat kelas F-22P Zulfiquar milik angkatan laut Pakistan.
Bila dibandingkan dengan Goalkeeper buatan Belanda, sistem ini memiliki kesamaan yang lumayan seperti penggunaan senjata 7 laras kaliber 30 mm dengan sistem putar atau rotary cannon. Keduanya pun mengandalkan banyaknya tembakan yang dapat dilepaskan ke sasaran dalam waktu singkat dengan menimbulkan efek rusak yang besar pada sasaran dan juga menciptakan tirai peluru pada lintasan ancaman yang datang ke arah kapal.
Keduanya juga menggunakan optronic untuk menjejak sasaran secara visual dan mempunyai tracking radar yang menggunakan radome bentuk cone.
Goalkeeper CIWS (Belanda) |
Type 730 CIWS (Tiongkok) |
Perbedaanya Goalkeeper mengandalkan senjata GAU-8 seperti yang terpasang pada A-10 Warthog sementara Type 730 menggunakan H/PJ12.
Goalkeeper mengandalkan kecepatan penembakan pelurunya mencapai 4200 per menit sedangkan Type 730 mencapai 5800 tembakan per menit
Optronic OFC-3 |
Radar Kendali Tembakan Type 347G Rice Bowl |
Konfigurasi penempatan sistem hingga saat ini dibagi dalam dua macam yaitu radar penjejak dan optronic di dalam satu platform yang sama dengan senjata seperti yang diaplikasikan ke kapal-kapal perang negeri Tiongkok.
Type 730 CIWS terintegrasi |
Type 730 CIWS pada destroyer Type 052C milik PLAN |
Sedangkan konfigurasi lainnya adalah menggunakan dua senjata H/PJ12 dengan satu tracking radar dan satu optronic. Sistem ini juga terintegrasi pada combat management
Konfigurasi Type 730 CIWS pada fregat Pakistan kelas F-22P |
TNI AL memasang sistem persenjataan baru pada Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Sultan Thaha Syaifuddin (STS-376) yang merupakan korvet Parchim yang dibeli dari Jerman Timur bersama dengan LST dari kelas Frosch. Pada foto ini terlihat senjata H/PJ12 tanpa tracking radar maupun optronic yang terpasang pada badan senjata. Di latar belakang di atas anjungan, terdapat sensor optronic yang bisa diduga sebagai alat untuk fire control system, menggantikan fire control system untuk mengendalikan tembakan AK-725 yang digunakan pada versi orisinil korvet Parchim. Dari foto yang telah beredar, belum terlihat adanya search radar dan tracking radar yang biasanya digunakan oleh CIWS. Sedangkan untuk pengganti AK-230 di bagian buritan belum ada informasinya.
KRI Sultan Thaha Syaifuddin 376 |
Source:
http://www.globalmil.com/Military/Navy/China/Shipboard_Systems/Fire_Control/2010/0313/169.html
http://www.kaskus.co.id/thread/54e2149aa4cb17d74b8b4572/new-type-730-ciws-installed-kri-sultan-thaha-syaifuddin-376/
http://en.wikipedia.org/wiki/Type_730_CIWS
http://en.wikipedia.org/wiki/Type_364_Radar
http://defence.pk/
http://defense-studies.blogspot.com/2014/07/kri-sultan-thaha-376-dipasangi-meriam.html
Komentar
Posting Komentar